Jumat, 26 Desember 2014


Kerinduan Seorang Putri di Kampung Orang
Pernah dibukukan dalam lomba Menulis Buku Ontologi oleh AE Publish Malang 2014

Oleh : Desi Isra Maya Sari Hasibuan
Jumat, 28 November 2014

Ibu, taukah kau malam ini sepertinya enggan bersahabat dengan ku. Mengapa tidak?? Karena malam ini Sang Kuasa menurunkan rahmat-Nya ke bumi berupa air hujan yang penuh berkah untuk semua makhluk di bumi. Tapi, bagi ku malam ini terasa seperti berada di ruangan kosong yang gelap bu, tak ada satu pun cahaya yang meneranginya. Begitu pula dengan perasaan ku pada saat ini bu, tanpa adanya dirimu di samping ku disaat ku sedang membutuhkan hangatnya pelukanmu. Taukah kau Ibu, saat ini putri kecil mu sedang merindukan mu, merindukan pelukanmu, merindukan suaramu, merindukan omelanmu, tak ada satu pun yang tak ku rindu dari dirimu. Ibu andai saja jarak yang memisahkan kita tidaklah sejauh mata ini memandang mu, pastilah ku selalu ada di sampingmu.
Ibu, aku tak tahu apa yang terjadi pada ku jika tanpa pengorbananmu. Mungkin aku tidaklah seperti sekarang ini yang bisa hidup berkecukupan, memiliki pendidikan, dan merasakan yang namanya teknologi. Ibu, sunggu besar pengorbananmu pada ku, mulai dari kau harus mengandung ku selama 9 bulan, melahirkan ku, merawat ku, bahkan membesarkan sampai sekarang ini. Bukan hanya itu, pasti dirimu juga merasakan yang namanya sakitnya mengandung, sakitnya melahirkan ku dan sakitnya membesarkan ku, tapi kau tak pernah mengeluh, yang ada kau menjalani semuanya dengan senyuman, dengan cinta, dan dengan kasih sayang yang begitu tulus pada ku. Bila aku menangis, dengan sabar kau mendiamkan ku, jika aku nakal, pasti kau juga sabar untum mendidik dan membimbing ku.
Ibu, mungkin sampai sekarang aku belum bisa membalas jasa mu, dan sepertinya itu adalah hal yang mustahil bagi ku. Kenapa tidak, karena jangankan untuk membalas jasamu, yang ada sampai sekarang aku selalu saja menyusahkanmu. Aku yang selalu membuat pikiranmu bertambah, karena keinginan ku yang terlalu banyak dan sebenarnya keinginan itu tidak begitu penting untuk ku, tapi yang ada kau malah menuruti semua kemauan ku. Ibu, maaf kan putri mu yang selalu membuat mu sedih, yang selalu membuatmu gelisah di kejauhan sana yang mungkin terkadang kau tak bisa tidur dikarenakan memikirkan diriku yang jauh dari dirimu.
Ibu, mungkin melalui surat ini lah aku bisa menyurahkan isi hati ku pada mu. Aku tak tau harus berbuat apa lagi untuk membalas jasa mu atau mungkin sekedar membuat mu bahagia saja sudah membuat ku senang. Ibu izinkan putri mu ini selalu membuatmu tersenyum, membuat mu bangga karena telah memiliki putri seperti aku. Ibu aku sangat-sangat sayang pada mu. Andai saja ada kata-kata ungkapan sayang ku pada mu selain kata-kata ini, pastilah kata-kata itu hanya aku berikan padamu seorang. Ibu, semoga di sana Allah selalu memberikan kesehatan kepadamu, di berikan kekuatan, kesabaran dalam membina putri mu ini ya. Dan doakan juga putri mu yang sedang di kota orang ini segera mencapai kesuksesannya. Aku berjanji pada diriku sendiri, tak kan pernah ku membuat mu menangis lagi dank u pastikan senyum mu kan selalu terpancar di wajah mu, karena aku mencintaimu karena Allah.

                                                                              Dari : Putri yang Selalu Merindukanmu