Kerinduan Seorang Putri di Kampung
Orang
Pernah dibukukan dalam lomba Menulis Buku Ontologi oleh AE Publish Malang 2014
Pernah dibukukan dalam lomba Menulis Buku Ontologi oleh AE Publish Malang 2014
Oleh : Desi Isra Maya Sari Hasibuan
Jumat, 28 November 2014
Ibu,
taukah kau malam ini sepertinya enggan bersahabat dengan ku. Mengapa tidak??
Karena malam ini Sang Kuasa menurunkan rahmat-Nya ke bumi berupa air hujan yang
penuh berkah untuk semua makhluk di bumi. Tapi, bagi ku malam ini terasa
seperti berada di ruangan kosong yang gelap bu, tak ada satu pun cahaya yang
meneranginya. Begitu pula dengan perasaan ku pada saat ini bu, tanpa adanya
dirimu di samping ku disaat ku sedang membutuhkan hangatnya pelukanmu. Taukah
kau Ibu, saat ini putri kecil mu sedang merindukan mu, merindukan pelukanmu,
merindukan suaramu, merindukan omelanmu, tak ada satu pun yang tak ku rindu
dari dirimu. Ibu andai saja jarak yang memisahkan kita tidaklah sejauh mata ini
memandang mu, pastilah ku selalu ada di sampingmu.
Ibu,
aku tak tahu apa yang terjadi pada ku jika tanpa pengorbananmu. Mungkin aku
tidaklah seperti sekarang ini yang bisa hidup berkecukupan, memiliki
pendidikan, dan merasakan yang namanya teknologi. Ibu, sunggu besar
pengorbananmu pada ku, mulai dari kau harus mengandung ku selama 9 bulan,
melahirkan ku, merawat ku, bahkan membesarkan sampai sekarang ini. Bukan hanya
itu, pasti dirimu juga merasakan yang namanya sakitnya mengandung, sakitnya
melahirkan ku dan sakitnya membesarkan ku, tapi kau tak pernah mengeluh, yang
ada kau menjalani semuanya dengan senyuman, dengan cinta, dan dengan kasih
sayang yang begitu tulus pada ku. Bila aku menangis, dengan sabar kau
mendiamkan ku, jika aku nakal, pasti kau juga sabar untum mendidik dan
membimbing ku.
Ibu,
mungkin sampai sekarang aku belum bisa membalas jasa mu, dan sepertinya itu
adalah hal yang mustahil bagi ku. Kenapa tidak, karena jangankan untuk membalas
jasamu, yang ada sampai sekarang aku selalu saja menyusahkanmu. Aku yang selalu
membuat pikiranmu bertambah, karena keinginan ku yang terlalu banyak dan
sebenarnya keinginan itu tidak begitu penting untuk ku, tapi yang ada kau malah
menuruti semua kemauan ku. Ibu, maaf kan putri mu yang selalu membuat mu sedih,
yang selalu membuatmu gelisah di kejauhan sana yang mungkin terkadang kau tak
bisa tidur dikarenakan memikirkan diriku yang jauh dari dirimu.
Ibu,
mungkin melalui surat ini lah aku bisa menyurahkan isi hati ku pada mu. Aku tak
tau harus berbuat apa lagi untuk membalas jasa mu atau mungkin sekedar membuat
mu bahagia saja sudah membuat ku senang. Ibu izinkan putri mu ini selalu
membuatmu tersenyum, membuat mu bangga karena telah memiliki putri seperti aku.
Ibu aku sangat-sangat sayang pada mu. Andai saja ada kata-kata ungkapan sayang
ku pada mu selain kata-kata ini, pastilah kata-kata itu hanya aku berikan
padamu seorang. Ibu, semoga di sana Allah selalu memberikan kesehatan kepadamu,
di berikan kekuatan, kesabaran dalam membina putri mu ini ya. Dan doakan juga
putri mu yang sedang di kota orang ini segera mencapai kesuksesannya. Aku
berjanji pada diriku sendiri, tak kan pernah ku membuat mu menangis lagi dank u
pastikan senyum mu kan selalu terpancar di wajah mu, karena aku mencintaimu
karena Allah.
Dari
: Putri yang Selalu Merindukanmu